Jika anda sering bepergian antar kota dan ingin mencari alternatif transportasi selain kendaraan pribadi, bus atau minibus, maka kereta api adalah jawabannya. Kereta api adalah angkutan transportasi masal yang telah bertransformasi dalam pelayanannya. Jika dulu kereta api terkesan kumuh, tidak teratur, sering terlambat, sekarang sudah sangat jauh berbeda. Kondisi kereta api sekarang sudah sangat baik jika dibandingkan dengan masa lalu.
Saya masih teringat masa tahun 1991-1992 ketika saya masih kuliah di Bandung. Jika pulang atau pergi ke Bandung kadangkala saya naik kereta api dengan pertimbangan ongkos yang murah dan kereta api tidak membuat mabuk perjalanan. Maklum saya adalah orang yang suka mabuk perjalanan, sehungga sangat segan untuk bepergian jauh dengan kendaraan bermotor terutama mobil. Dengan kereta api, penyakit mabuk saya tidak terjadi, sehingga perjalanan dapat dilalui dengan nyaman.
Kondisi kereta api saat itu sungguh sangat luarbisa. Bagaimana tidak, saat itu sistem tiket kereta api belum disesuaikan dengan jumlah tempat duduk. Petugas loket tidak pernah membatasi pembeli tiket sehingga bukan hal yang aneh jika banyak penumpang kereta api yang tidak kebagian tempat duduk sehingga harus rela berdiri sampai ada penumpang yang turun. Bahkan tidak jarang penumpang harus berdiri sampai di tujuan karena tidak ada yang turun.
Belum lagi di setiap stasiun, para pedagang dan pengamen bebas masuk kereta api. Mereka kemudian ikut dalam kereta sambil menjajakan dagangan atau mengamen. Mereka berdesak-desakan dengan para penumpang yang berdiri, berjalan dari gerbong ke gerbong. Mereka biasanya turun di stasiun berikutnya.
Dua puluh enam tahun berlalu, kini kondisi perkeretaapian telah berubah. Perkeretaapian telah mengalami revolusi. Ini tiada lain adalah berkat tangan dingin Ignasius Jonan ketika beliau menjadi direktur PT KAI. Di tangan Ignasius Jonan, kereta api yang dulu kumuh dan kurang berkelas, kini naik mejadi sarana transportasi yang berkelas. Berbagai perubahan radikal dilakuakan demi terciptanya kereta apai yang nyaman dan manusiawi.
Beberapa perubahan yang dilakukan diantaranya : (1) Pedagang dan pengamen tidak diperkenankan naik ke kereta api, (2) Pengantar / pengunjung tidak bisa masuk ke stasiun. Hanya yang punya tiket yang bisa masuk ke stasiun, (3) Sistem penjualan tiket sudah sangat baik Tiket dijual secara ofline dan online (4) Penjualan tiket disesuaikan dengan jumlah kursi kereta sehingga tidak ada penumpang yang berdiri, (5) Kondisi dalam kereta api bersih dan nyaman serta tiap gerbong dilengkapi AC.
Dalam urusan harga tiket, untuk kelas ekonomi kereta api Indosesia memberlakukan sistem satu harga jauh atau dekat. Ini artinya jika anda bepergian dari Jogjakarta ke Jakarat, harga tiketnya akan sama dengan dari Ciamis ke Jakarata. Tentu akan terasa mahal jika berangkat dari Ciamis, tapi akan terasa murah jika berangkat dari Jogjakarta.
Mengingat animo masyarakat yang tinggi terhadap angkutan kereta api, maka sangat susah untuk membeli kereta api pada hari keberangkatan. Satu hari duaharu atau bahkan sampai seminggu sebelum pemberangkatan, biasanya tiket kereta api sudah habis terjual, terutama kereta api kelas ekonomi. Oleh sebab itu jika anda ingin bepergian dengan kereta api, ada baiknya untuk memesan tiket jauh-jauh hari. Sekarang tidak sulit untuk memesan kereta api, tinggal buka Hp, tablet atau laptop masuk ke situs PT KAI atau situs lain yang bekerjasama dengan kereta api, pesan tiket, bayar dan kemudian cetak tiket kereta api.
Semoga kedepannya kereta api semakin baik lagi sehingga makin dicintai para penumpangnya.
(Coretan dari pengalaman naik kereta api ekonomi Ciamis Bandung tanggal 28 Juni 2018)

Comments :
Post a Comment